Boleh percaya atau tidak. Diabetes bisa diobati dengan Terapi Oksidan. Belum lama ini seorang pasien datang ke saya dan mengeluhkan nilai kadar gula darahnya yang cenderung tidak beraturan.
Dia menceritakan selama hampir tiga tahun sudah menjaga pola hidupnya. Baik dengan menjaga makanan, minuman, dan istirahat yang baik. Namun, tetap saja kadar gulanya belum bisa stabil dan bahkan cukup tinggi.
Tidak lama kemudian, pasien tersebut melakukan Terapi Oksidan, Alhamdulillah hasilnya sangat luar biasa. Dari penuturannya, ukuran kadar gula darah mencapai 300 mg/dl atau 400 mg/dl.
Dari penelitian medis, diabetes merupakan penyakit yang bisa menyebabkan berbagai penyakit komplikasi dan berujung kematian. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan tidak memandang usia serta jenis kelamin.
Dalam kedokteran konvensional, cara pengobatan diabetes melitus secara mutlak belum tersedia. Pengidap diabetes harus menjalani diet untuk pengaturan asupan kalori ke dalam tubuh dan olahraga teratur.
Kedokteran konvensional membedakan diabetes dalam tipe 1 dan tipe 2. Kedua jenis diabetes ini bisa memicu komplikasi, misalnya stroke, jantung, dan kerusakan ginjal.
Diabetes Tipe 1
Tipe 1 lebih kompleks dibandingkan tipe 2. Pada tipe ini, sistem pertahanan tubuh justru menyerang dan merusak sel penghasil insulin di pankreas. Penderitanya akan mengalami kekurangan insulin sehingga memicu tingginya kadar gula darah. Kondisi ini terjadi karena faktor genetik dan infeksi virus.
Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan karena faktor genetik dan lingkungan. Diabetes jenis ini banyak menyerang masyarakat Asia dan Afrika. Obesitas, kurang olahraga dan pola makan yang tidak sehat merupakan penyebab utamanya.
Dari pengalaman saya, mengobati pasien diabetes dengan kadar gula darah di atas normal, misalnya di atas 300 mg/dl, baik kondisi tubuhnya luka atau tidak, ternyata sangat efektif jika dilakukan Terapi Oksidan.
Penderita yang memiliki sebagian tubuh luka akibat diabetes, beberapa jam kemudian setelah diterapi mengalami perubahan sangat signifikan. Kadar gula darahnya yang tadinya tinggi tiba-tiba langsung turun.
Misalnya sebelum terapi 376 mg/dl kemudian setelah terapi kadarnya menjadi 276 mg/dl. Kadar gula darah turun 100 mg/dl. Kedua, banyak pasien diabetes yang kadar gula darahnya tinggi sebelum terapi merasa ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam pembuluh darah, terutama pada bagian kakinya.
Ketiga, selama proses terapi oksidan, mereka merasakan nyaman dan denyut nadi dalam tubuhnya berdetak normal. Termasuk dokter spesialis sekalipun yang pernah datang kepada saya karena memiliki diabetes. Dia seakan-akan tidak percaya setelah diterapi seperti ini.
Padahal dokter spesialis tersebut sudah berobat medis dan non medis untuk mengobati keluhan diabetesnya selama beberapa tahun terakhir. Hasilnya masih juga nihil. Alhamdulillah, diterapi sekali, kadar gula darahnya langsung turun drastis.
Di sini menggugah pemikiran kita bahwa apa yang disabdakan Nabi Muhammad yang artinya; “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah dengan hijamah” (HR. Muslim 1577) sangat nyata dan menakjubkan.
Ada ungkapan yang salah di masyarakat kita bahwa diabetes tidak boleh diterapi bekam atau hijamah atau disedot darahnya. Alasan mereka, lukanya akan sulit sembuh. Ternyata ungkapan seperti ini salah.
Dari pengalaman saya sejak tahun 2005, justru mereka pengidap diabetes yang bagian tubuhnya sebagian membusuk akibat luka yang parah, Alhamdulillah berangsur-angsur mengering. Tidak hanya itu saja, lukanya mengalami penyembuhan dengan baik.
Demikian juga dengan pasien yang lainya. Mereka mengalami perubahan hidup yang luar biasa. Termasuk gairah seksual dan ‘keperkasaannya’ bisa tergugah kembali setelah terapi ini. Subhanallah...!